Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) Evi Mulyani mengatakan, kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka di sekolah tidak serta merta akan dilakukan.
Menurut Evi, kegiatan belajar di sekolah sangat tergantung pada perkembangan kondisi pandemi Covid-19.
"Artinya, model pembelajaran akan sangat tergantung kepada perkembangan kondisi (pandemi Covid-19)," ujar Evi dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (9/6/2020).
Evi menegaskan bahwa dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 tidak berarti pemerintah akan membuka kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
Ia menjelaskan, konteks tahun ajaran baru merupakan kelanjutan dari tahun ajaran sebelumnya. "Saya ingin sampaikan klarifikasi, bahwa ketika kita bicara tahun ajaran baru tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah atau pembukaan sekolah," kata Evi.
Evi mengatakan, model pembelajaran yang utama yakni pembelajaran jarak jauh. Kondisi ini seperti yang sudah dilakukan pada tiga bulan terakhir selama wabah Covid-19 terjadi di Indonesia. Untuk menunjang pembelajaran secara jarak jauh, Kemendikbud telah memberikan sejumlah alternatif.
"Sebagai alternatif tentunya dengan berbasis internet, juga melalui televisi, radio dan sudah tersedia modul online yang dipelajari secara mandiri," kata Evi.
Dengan kata lain, tahun ajaran baru akan segera dimulai, tetapi bukan dengan tatap muka di sekolah sebagaimana biasanya. Saat ini Kemendikbud terus melakukan kajian terkait kelanjutan pembelajaran jarak jauh tersebut. Kajian ini akan digunakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya soal pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
"Kami terus lakukan kajian secara komprehensif dan mengutamakan kesehatan insan pendidikan, guru, maupun orangtua," tambah Evi.